Senin, 09 April 2018


NAMA : MATINUS WARUWU
 
SALOM...... 

PENDAHULUAN
A.    ESKATOLOGI DALAM FILSAFAT DAN AGAMA
Plato mengajarkan imortalitas jiwa, yaitu eksistesi yang terus berkesinambungan setelah kematian dan doktrin ini tetaplah merupakan satu pembicaraan penting dalam filsafat samapai sekarang ini. Spinoza tidak membicarakannya dalam sistem panteistiknya, tetapi wolff dan Leibnitz mempertahankannya dengan segala argumen. Budha mempunyai konsep Nirwana. Islam mempunyai konsep tentang firdaus yang bernuansa perasaan, orang indian membayangkan tanah perburuan yang menyenangkan. Kepercayaan terhadap eksistensi dari jiwa manusia yang terus berlanjut ada dimana-mana dalam berbagai bentuknya. J. T. Addison berkata “Kepercayaan bahwa jiwa manusia tidak habis sesudah kematian tubuh sangatlah universal, sehingga kita tidak dapat memiliki cacatan yang dapat disandari tentang satu bangsa, satu suku bangsa atau agama dimana didalamnya ada pengertian bahwa jiwa tidak terus berlangsung”. Hanya kekristenan sajalah yang mempunyai doktrin yang jelas mengenai akhir zaman.    
B.     SEKATOLOGI DALAM SEJARAH GEREJA KRISTEN
Secara umum maka dapat dikatakan kekristenan tidak melupukan prediksi yang indah dengan masa yang akan datang dari setiap individu kekristenan. Pada masa ketidaksetiaan, harapan orang kristen menjadi pudar dan tidak pasti, tetapi bukan hilang sama sekali. Ada tiga (3) periode dalam sejarah mengenai pemikiran sekatologi :
·         Sejak jaman Rasul sampai awal Abad ke-5. Gereja sepenuhnya menyadari elemen-elemen terpisah dari pengaharapan orang kristen, contoh kematian jasmani bukanlah kematian kekal, jiwa orang yang telah meninggal masih tetap hidup, Kristus pasti akan datang kembali dan ada kebangkitan orang mati semua Umat Allah akan ada penghakiman terakhir.
·         Sejak permulaan Abad ke-5 sampai Reformasi. Ada satu kepercayaan umum tentang kehidupan dibalik kematian, kedatangan Tuhan kemabali, kebangkitan orang mati, penghakiman terakhir, kerajaan Allah yang mulia. Gereja diletakkan sebagai pusat perhatiaan dan hirarki gereja disamakan dengan kerajaan Allah. Pengertian ini didasarkan atas pendapat bahwa diluar gereja tidak ada keselamatan, dan bahwa gereja menentukan latihan dan pendidikan yang tepat mengenai masa yang akan datang.
·         Sejak Jaman Reformasi sampai sekarang ini. Banyak dari teologi Reformed mengganggapnya sekedar sebagai bagian dari soteriologi Yang berkenan dengan kemuliaan yang diberikan bagi orang percaya. Reformasi mengadopsi apa yang diajarkan gereja mula-mula berkenaan dengan kedatangan Kristus kebali, kebangkitan, pengahakiman terakhir dan hidup kekal dan menyingkirkan semua pendapat chiliasme yang ada dalam sekte Anabaptis. Jaman sekarang, Gelombang premilenialisme mulai muncul, yang tidak terbatas satu sekte, tetapi juga memasuki Gereja pada jaman sekarang, dan para pelopornya mendasarkan pikiran mereka terutama pada penalaah kitab Daniel dan Wahyu dan membantu mengarahkan perhatian kepada akhir jaman.  
C.    KAITAN ESKATOLOGI DALAM DOGMATIKA-DOGMATIKA LAIN
·         Konsep keliru yang menyempit kaitan ini. Kesalah Coccejus adalah ketika ia menyusun seluruh dogmatika menurut skema perjanjian dan dengan demikian ia memperlakukan eskatologi sebagai suatu studi histori dan bukannya sebagai satu penjelasan sistematis dari semua kebenaran kristen. Ada kesalahan lain yang kadang-kadang dilakukan, yaitu mereka kehilangan sifat teologis dari eskatologi ini. 
·         Phole mengatakan “Eskatologi adalah mahkota dan batu kunci dalam teologi dogmatik”, eskatologi adalah salah satu bidang dalam teologi dimana semua bidang lan menuju kesimpulan akhir.
D.    ISTILAH “ESKATOLOGI”
Umumnya adalah de Nouissmis atau eschatologi. Istilah eskatologi didasarkan pada ayat Alkitab tentang hari-hari terakhir (eshate hemerai), Yes 2:2; Mic 4:1; waktu terakhir (eschatos ton chronon) 1 Ptr 1:20; jam terkhir (eschate hora) 1 Yoh2:18. Dalam PL jama yaitu “jaman ini” (olam hazzeh atau bahasa Yunani aio houtos) “jaman/masa “hari-hari terakhir” adalah hari –hari yang segera mendahului kedatangan Mesias dan akhir dunia ini. Dalam PB, ditunjukkan kepada kedatangan Tuhan Yesus, dan kenyataan eskatologi diproyeksikan pada masa sekarang. 
E.     ISI ESKATOLOGI: ESKATOLOGI UMUM & ESKATOLOGI INDIVIDU
·         Eskatologi umum. Adalah kedatangan Kristus, kebangkitan orang mati, pengahakiman terakhir, konsumasi kerajaan Allah dan keadaan terakhir dari orang saleh dan orang durhaka.
·         Eskatologi Individu. Akhir dari eksistensi sekarang ini datang bersama dengan kematian, yang mengubah dirinya sepenuhnya dari jaman ini menuju kepada jaman yang akan datang. Adalah kematian jasmani, kekalan jiwa, status antara akan dibicarakan dalam bagian ini.

Ke-1
Eskatologi individu

BAB I
KEMATIAN JASMANI
Dalam arti kematian dalam Alkitab adalah mencangkup kematian jasmani, kematian Rohani dan Kematian Kekal.
A.    Natur dari kematian jasmani
Matius 10:28 ; Luk 12:4 ; kematian dikatakan sebagai kematian tubuh, yang berbeda dari kematian jiwa (psuche). Tubuh sebagai makhluk hidup dan psuche jelas merupakan elemen dari kehidupan naturalnya. Ada pandangan mengenai kematian alamiah yang melandasi pembahasan Petrus dan 1Petr 3:14-18, kematian disebut berhentinya pusche yang artinya kehidupan binatang dari kehidupan atau hilangnya pusche ini, Mat 2:20; Mrk3:4;Luk 6:9 ; Yoh 12:25; 13:37, 38; Kis 15:26; 20:24 dan ayat-ayat lain. Menurut Alkitab, kematian adalah berhentinya hidup secara jasmani melalui terpisahnya tubuh dan jiwa.  Kematian tak pernah berarti kemusnahan walaupun sebagian sekte menyebut kematian orang durhaka sebagai kemusnahan. Allah tidak memusnahkan apa pun yang Ia ciptakan . Kematian berarti terputusnya hubungan natural dalam Hidup. Dapat dikatakan bahwa dosa secara per se adalah kematian, sebab didalam dosa terjadi pemutusan hubungan yang penting dimana manusia sebagai gambar Allah harus berdiri di hadapan penciptanya.
B.     Kaitan antara Dosa dan Kematian
Pelagian dan socinian mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang dapat mati bukan sekedar berarti bahwa mereka bisa mati, tetapi juga berarti bahwa ia sesungguhnya (dalam kaitan dengan penciptaan dirinya) ada dibawah hukum kematian dan nantinya dia pasti mati. Dosa Adam tidak membawa perubahan pada keberadaan konstitusionalnya, tetapi dibawah keputusan hukuman Allah, ia tetap berada dibawah keputusan hukuman Allah, ia tetap berada dibawah hukuman kematian dan ia terampas dari anugerah imortalitas yang seharusnya bisa dimilikinya tanpa mengalami kematian.  Kematian mengisi hati anak manusia dengan ketakutan dan kegentaran, sebab kematian dirasakan sebagai sesuatu yang tidak alamiah. Mereka yang percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa kematian dan mengalam pembaharuan hubungan dengan  Allah dan diberkati dengan hisup yang Kekal, Yoh 3:36; 6:40; Rm 5:17-21; 8:23; 1 Kor 15:26, 51-27; Why 20:14; 21:2,4. 
C.     Makna kematian bagi orang Percaya
Jelas terbukti bahwa Kematian orang percaya harus dianggap sebagai puncak dari “Hukuman untuk perbaikan kesalahan” yang telah ditetapkan Allah bagi penyucian umat-Nya.
Dalam persekutuan mistis dengan Tuhan, orang percaya dapat mengalami pengalaman Kristus. Kematian sering menjadi ujian tertinggi bagi kekuatan iman mereka dan seringkali menunjukkan sesuatu kenyataan yang sangat mengejutkan dari kesadaran akan kemenangan disaat yang tampaknya merupakan kekalahan, 1 Ptr 4:12,13. Tuhan Yesus berkata, “Barang siapa percaya kepada-Ku, walaupun ia mati akan tetap hidup”.

BAB II
IMORTALITAS JIWA
            Akibat dari kematian jasmaniah kita yang sekarang ini. Keyakinan yang dipegang oleh Gereja Tuhan Yesus Kristus adalah bahwa jiwa terus ada bahkan juga setelah kematian jasmani. Doktrin Imortalitas jiwa akan dibahas secara singkat:
1.      Perbedaan Konotasi mengenai istilah “Imortalitas”
Pengertian Istilah “Imortalitas” tidak selalu dipakai dalam pengertian yang sama, ada beberapa perbedaan yang sangat penting supaya kita dapat menghidari salah paham :
·         Dalam pengertian yang paling Mutlak dipakai untuk Menunjukkan Tuhan. Dalam 1 Tim 6:15,16, Paulus membicarakan Tuhan sebagai “Penguasa yang satu-satunya dan penuh bahagia, Raja diatas segala Raja dan Tuhan diatas segala tuan. Arti dari pernyataan Paulus adalah bahwa Tuhan itu satu-satunya yang memiliki Imortalitas sebagai milik yang asli, kekal dan memang seharunya. 
·         Dalam pengertian Eksistensi yang terus-menerus atau tanpa akhir juga disebutkan bagi roh, termasuk juga jiwa manusia.
·         Istilah Imortalitas dipakai Dunia Teologia menunjukkan keadaan manusia dimana ia sepenuhnya bebas dari segala benih kehancuran dan kematian.
·         Kata “Imortalitas” menunjukkan, terutama dalam pengertian eskatologi, keadaan manusia dimana ia tidaklah dipengaruhi oleh kematian, dan tidak bisa menjadi mangsa dari kematian. Imortalitas akan terjadi jika seandainya Adam menaati perjanjian kerja, tetapi sekarang hanya melalui karya penebusan yang akan dilengkapi dalam konsumasi.
2.      Kesaksian Wahyu umum tentang Imortalitas jiwa
Ayub mempertanyakan “Jika manusia mati, akankah ia hidup kembali? (Ayb 14:14), tetapi jawaban tetap “ya”. Walaupun para penganut teori evolusi tidak mengakui bahwa iman kepada Importalitas jiwa adalah sebuah pemberian asli bagi kita manusia.
·         Argumen Historis. Consensus gentium sangat erat kaitannya secara umum dikatakan bahwa kepercayaan terhadap kepada Importalitas jiwa selalu ditemukan diantara segala bangsa dibumi, tidak peduli betapun tinggi atau rendahnya peradaban mereka.
·         Argumen Metafisik. Didasarkan jiwa manusia, kematian materi ketidak mungkin terurai, tapi satu kesatuan spiritual tidak terdiri atas unsur-unsur penyusun, sehingga jiwa tidak terurai.
·         Argumen Teologis. Tampaknya sebagian besar manusia hanya memperoleh sebagian dari hal-hal besar yang diaspirasikannya.
·         Argumen Moral. Ada pembagian yang tidak seimbang dan tidak adil antara baik dan jahat.
3.      Kesaksian Wahyu khusus mengenai Imortalitas jiwa
Dalam PL : tidak mengajarkan mengenai Imortalitas. Doktrin Imortalitas jiwa dalam pengertian Hidup Kekal yang penuh berkat hanya mungkin diungkapkan sesudah kebangkitan Tuhan Yesus, yang membawa Hidup dan Kekakalan menjadi nyata. Dalam PB : setelah Kristus membawa Hidup dan Imortalitas menjadi sesuatu yang nyata, bukti-bukti tentangnya menjadi makin jelas.
4.      Keberatan Terhadap Doktrin Imortalitas persoalan dan Subsititusi Modern terhadap
Keberatan Utama Terhadap Doktrin ini. Argumen dikemukakan dalam Psikologi fisiologis “pikiran atau jiwa tidak memiliki eksistensi Substansi yang independe merupakan hasil atau Fungsi dari kegiatan otak.

BAB III
STATUS ANTARA
A.    Pandangan Alkitab tentang status Antara
a)      Penjelasan Alkitab tentang orang-orang percaya sejak mereka sampai mati kebangkitan kembali. Pandangan Alkitab yang menyatakan bahwa ketika kita mati jiwa orang percaya ketika berpisah dari tubuhnya masuk kehadirat Kristus. Paulus juga mengatakan ketika berpisah dari Tubuh pulang kerumah bersama Tuhan (2 Kor 5:8), dan juga kepada jemaat di Filipi bersama dengan Kristus (Fil 1:23). Keadaan mendatangkan bagi orang percaya setelah meninggal dunia dijelaskan oleh Paulus dalam 2 Kor 5:8; Fil 1:23 dikutip diatas. Keadaan itu adalah dimana orang percaya sungguh-sungguh hidup sabar, Luk 16:19-31; 1 Tes 5:10, keadaan istirahat dan kesukaran yang tidak ada habisnya, Why 14:13.
b)      Penjelasan Alkitab tentang keadaan orang Durhaka antara kematian merek sampai kebangkitan kembali. Westminster Catechhim mengatakan setelah kematian mereka, jiwa orang Durhaka “dilemparkan kedalam neraka dimana mereka tetap berada dalam kesengsaraan besar dan kegelapan yang paling gelap, yang disediakan sampai pada penghakiman terakhir” bagi jiwa yang terpisah dari tubuhnya, tak pernah disebut tempat lain lagi oleh Alkitab. Jika seorang benar segera memasuki keadaan Kekalnya dan ada Beberapa ayat yang dapat dilihat yaitu, Ptr 3:19; 2 Ptr 2:9.

B.     Doktrin tentang Status Antara Dalam Sejarah
Bapak-bapak Gereja yang menganggap bahwa jiwa orang benar segera masuk kesurga, adan mereka yang percaya hal ini adalah Gregory dari Nazianza, Esebius, serta Gregory dibicarakan dengan Kaitan dengan Roma katolik mengembangkan Doktrin mengenai prutagori dan juga pemikiran lain dikembangkan tentang limbus patrum dimana orang Kudus dalam PL ditahan sampai kebangkitan Kristus. Selama abad-19 sejumlah Teolog, terutama di Inggris Swiss dan Jerman berpegang bahwa Status antara adalah sebuah pembuangan lebih lanjut bagi mereka yang tidak meneri Kristus dalam Hidup mereka.
C.     Pandangan modern tentang Doktrin Sheol-Hades
Menurut anggapan banyak orang perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyebutkan bahwa orang saleh dan orang durhaka setelah meninggal dunia, memasuki sebuah bayang-banyang , sebuah negeri yang penuh dengan kelupaan, disana mereka memasuki suatu keberadaan yang merupakan Refleksi dari hidup mereka didunia. Tetapi Pandangan semacam itu akan sulit diterima oleh mereka yang percaya akan inspirasi absolut Alkitab sebagai salah satu elemen pengajaran Alkitab yang positif, sebab pandangan semacam itu akan berkontradiksi dengan penjelasan Alkitab yang menyatakan bahwa orang benar akan segera memasuki kemuliaan dan orang durhaka akan segera memasuki tempat penghukuman.
Sebagian orang menegaskan bahwa persoalan ini dapat diselesaikan dengan beranggapan bahwa inspirasi Alkitab tidak menjamin bahwa orang Kudus dalam PL benar ketika mereka membicarakan perihal masuknya manusia kesuatu tempat pengantaran sesudah kematian, sebab bukan saja orang-orang ini tetapi juga para penulis Alkitab yang menerima Inspirasi memakai istilah yang harus ditafsir sedemikian, Bil. 16:30; Maz.49:15, 16; 88:3; 89:48; Pkh. 9:10; Yes. 5:14; Hos. 13:14.
 Penjelasan yang menunjukkan kepada suatu lokasi ini tentunya berasal dari suatu pengertian umum mengenai Kuburan, orang-orang dikuburkan ketika mereka mati.
D.    Doktrin Roma Katolik berkenaan dengan Tempat tinggal jiwa setelah kematian
·         PURTAGORAL. Menurut Gereja Roma Katolik jiwa yang sepenuhnya sempurna dapat masuk ke Surga atau melihat wajah Tuhan, Mat. 25:46; Flp. 1:23, tetapi mereka yang belum bersih sempurna masih membawa dosa dan mengalami hukuman berkenaan dengan dosa temporal mereka, mereka tidak langsung masuk Surga, tetapi masuk purgatori lebih dahulu. Selama jiwa tinggal dalam purgatori akan merasakan sakitnya keadaan terpisah dari hadirat Allah dan demikian mereka mengalami penderitaan yang positif, yang mempengaruhi jiwa. Berapa lama mereka tinggal dalam purgatori tidak dapat ditentukan sebelumnya.
·         LIMBUS PATRUM. Menurut ajaran Roma Katolik jiwa orang Kudus PL ditahan dalam keadaan penantian sampai kebangkitan Tuhan dari antara orang mati. Tempat bagi roh orang benar adalah limbus patrum, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai berada dipangkuan Abraham, Luk. 16:23, dan firdaus, Luk. 23:43. Dianggap bahwa surga belumlah dibuka bagi satu orang pun sampai Kristus telah menyelesaikan pengampunan dosa bagi dunia.
·         LIMBUS INFATUM. Tempat penampungan bagi jiwa dari anak-anak yang belum dibaptis tanpa melihat orang tua mereka orang kristen atau bukan. Sebagian orang berpikir bahwa anak-anak seperti itu mungkin saja bisa diselamatkan oleh iman orang tua mereka, dan yang lain lagi berpikir bahwa mungkin Tuhan mengutus Malaikat untuk membaptis mereka.
E.     Keadaan Jiwa setelah Kematian merupakan salah satu Eksistensi Sadar
1)      Ajaran Alkitab tentnag Hal ini. Berdasarkan kenyataan bahwa kesadara manusia dalam hidup didunia ini sekarang ini memindahkan efeknya melalui otak, bukan berarti tidak bisa bekerja dengan cara lain.
2)      Doktrin Tidurnya Jiwa (psychopannychy). Mereka berpendapat bahwa setelah kematian, jiwa terus ada sebagai suatu keberadaan spiritual yang individual tetapi dalam  keadaan yang tidak sadar. Calvin dan Russelit atau Millenial Dawnist mengatakan bahwa tubuh dan jiwa manusia turun kedalam kuburan , jiwa ada dalam keadaan tidur, maksudnya dengan keadaan non-eksistensi. Beberapa ayat dlam Alkitab mengajarkan bahwa kematian adalah ketikdaksadaran, Maz 6:5; 115:17; 146:4; Pkh. 9:10; Yes. 38:18, 19.
3)      Doktrin anihilationalisme Dan Imortalitas Kondasional. Anihilationalisme mengajarkan bahwa manusia diciptakan imortal, tetapi jiwa yang teru-menerus ada dalam dosa, melalui tindakan positif dari Tuhan kehilangan anugerah imortalitas, dan dengan demikian dihancurkan atau (Menurut sebagian dari mereka) selamanya tidak memiliki kesadaran. Jiwa yang tidak menerima Kristus setelah kematian tidak ada lagi, atau kehilangan segala kesadaran. Pengertian Alkitab tentang kematian tidak sama penghacuran total. Dalam Alkitab hidup dan mati adalah dua hal yang sangat berlawanan.istilah “hidup” mempunyai satu konotasi tertentu, dan demikian juga dengan kata “mati”. Manusia mati secara Rohani sebelum ia menjadi mangsa kematian jasmani, tetapi hal ini tidak mencangkup kehilangan kesadaran , Ef. 2:1,2; 1 Tim. 5:6; Kol. 2:13; Why 3:1.
F.      Status antara bukanlah keadaan kelanjutan Masa Pengujian
a)      Pernyataan Doktrin ini. Kristus diperkenalkan kepada semua orang yang masih memerlukan Dia untuk mendapat keselamatan dan semua orang didorong untuk menerima Dia. Prinsip dari teori ini adalah bahwa tidak akan binasa tanpa ditawarkan dalam Tuhan Yesus. Manusia hanya akan dihukum kalau jelas menolak menerima keselamatan yang ditawarkan dalam Tuhan Yesus.
b)      Dasar Doktrin ini. Pada umumnya teori ini diharapkan dari kasih dan keadilan Allah dan pada keinginan yang mudah dipahami untuk menjadi Karya Kristus yang agung menjadi seinklusif mungkin, mereka tidak mendasarkan teori ini diambil dari 1 Ptr. 3:19 dan 4:6, dipahami sebagai Kristus diantara kematian dan kebangkitan-Nya berkhotbah pada roh-roh dalam hades. Manusia sudah berada dibawah hukuman ketika Kristus ditawarkan kepada mereka. Ayat-ayat lain, Mat. 13:31, 32; 1 Kor. 15:24-28; dan Flp. 2:9-11 sama tidak meyakinkannya.
c)      Argumen Yang Melawan Doktrin ini. Beberapa pertimbangan yang dikemukakan:
·         Alkitab menyebutkan keadaan orang yang tidak percaya setelah kematian sebagai satu keadaan yang tetap. Alkitab selalu menjelaskan penghakiman terakhir yang akan datang sebagai yang ditentukan oleh hal-hal dalam daging, hal ini sebagai sesuatu yang tergantung pada apa yang terjadi dalam status antara, Mat. 7:22,23; 10:32,33 25:34-46; Luk. 12:47,48; 2 Kor. 5:9-10; Gal. 6:7,8; 2 Tes.1:8; Ibr.9:27. Penolakan terhadap Kristus adalah dosa sangat besar membawa kepada kematian. Alkitab mengajarkan bahwa orang kafir binasa, Rm 1:32; 2:12; Why 21:8.






Ke- 2

BAB I
KEDATANGAN KRISTUS
YANG KEDUA KALI
Menjelang akhir pelayanan-Nya didunia, lebih dari sekali Tuhan Yesus membicarakan kedatanganNya kembali, Mat.24:30;25:19,31: 26:64; Yoh 1:11. Di dalam Kisah para rasul juga membicarakannya berulang-ulang kali, dalam Kis.3:20,21; Flp.3:20; 1Tes 4:15, 16; 2 Tes. 1:7,10;Tit.2:13;Ibr.9:28.
A.    kedatang yang kedua adalah sebuah peristiwa tunggal.
Para penganut dispensasionalisme membedakan dua kali adanya dua kali kedatangan Kristus, walaupun terkadang mereka berusaha menjaga kesatuannya dengan mengatakan bahwa kedua kalinya kedatangan kristus hanyalah sekedar merupakan dua aspek dari peristiwa besar itu. Dalam peristiwa tersebut, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri. Yang pertama adalah parousia atau “kedatangan” dan hasilnya adalah pengakatan orang Kudus. Kedatangan ini disebut pengakatan Rahasia dan bersifat mendadak dan sudah dekat, dapat terjadi kapan saja. Mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitan dan orang Kudus yang masih hidup diubahkan dan bersama-sama mereka diangkat untuk bertemu Tuhan di udara. Kedatangan ini disebut adalah kedatangan bagi orang Kudus-Nya”, 1 Tes. 4:15, 16. Lalu akan ada masa 7 (Tujuh) tahun dimana dunia akan diinjili, Mat. 24:14; Israel bertobat, Rm. 11:26, kesengsaraan besar terjadi, Mat. 24:21,22, dan Antikris atau si pendosa akan terungkap, 2 Tes. 2:8-10. Setelah semua peristiwa ini, Tuhan akan datang bersama dengan orang kudus-Nya, 1 Tes. 3:13, disebut “Hari Tuhan” dimana Ia datang kebumi. Pada kedatang ini Kristus menghakimi bangsa-bangsa yang hidup, Mat. 25:31-46 dan menghantar masuk ke kerajaan  seribu Tahun. ada dua kedatangan Tuhan yang terpisah dengan selang waktu 7 tahu, dimana yang satu mendadak dan yang lain dapat diduga, yang satu diikuti dengan pemuliaan orang-orang Kudus, dan yang lain penghakiman terhadap bangsa-bangsa dan penetapan kerajaan. Dalam 2 Tes. 2:1,2,8 istilah parousia dan “hari Tuhan” dipaki secara bergantian, dan menurut 2 Tes. 1:7-10, “pernyataan” yang disebut dalam aya. 7 bersinkronisasi dengan parousia yang membawa pemuliaan bagi orang Kudus, yang dibicarakan dalam ayat. 10. Mat. 24:29-31 menyatakan bahwa kedatangan Tuhan, dimana orang pilihan dikumpulkan segera sesudah masa kesengsaraan yang disebutkan dalam konteks ini, sedangkan teori yang sedang dibicarakan hal ini, seharusnya terjadi sebelum kesengsaraan ini.
B.     Peristiwa yang besar yang mendahului Parousi
Dalam Alkitab tidak mengatakan bahwa adanya peristiwa yang dapat ramalkan yang akan terjadi sebelum kedatangan Tuhan Yesus. Frost orang dispensasionalisme menolak doktrin kedatangan yang dekat, tetpai ia lebih suka membicarakan kedatangan Kristus sebagai sesuatu “yang terjadi”. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, tetapi bukan berarti bahwa hal itu mendadak. Petrus meramalkan bahwa orang yang jahat akan berkata “kapan hari kedatangan-Nya?
·         Panggilan bagi orang kafir. Dipihak lain tidak mungkin juga untuk beranggapan bahwa perkataan Tuhan Yesus meminta agar injil diberitakan pada satu orang demi satu orang dari segala bangsa yang ada didunia. Setelah gereja diambil dari dunia ini, dan dengan demikian penyertaan Roh Kudus juga tidak ada lagi sesungguhnya ini berarti sesudah keadaan perjanjian lama dipulihkan maka injil yang denganny Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya akan diberitakan.  Injil itu akan diberitakan pertama kali oleh mereka yang ditobatkan oleh penyikiran gereja, lalu kemudian oleh israel yang bertobat dan oleh para utusan khusus, atau terutama selama masa kesengsaraan besar, oleh sisa israel yang percaya pemberitaan injil ini akan sangat efektif, jauh lebih efektif dari pada pemberitaan injil anugerah Allah. Selama masa inilah 144.000 dan sejumlah besar orang yang tidak dapat dihitung oleh manusia, seperti yang tercatat dalam Why 7, akan dipertobatkan.
·      Pertobatan dari pleroma israel. Mereka berpendapat akan adanya suatu restorasi nasional dan pertobatan nasional dan pertobatan israel sebagai bangsa? Premilenial memandang ayat 26 dengan pengertian bahwa setelah Allah melengkapi tujuan-Nya dengan orang kafir maka bangsa israel akan diselamatkan.
·      Kemurtadan Besar Dan Kesengsaraan Besar. Kaum Dispensasionalis modern beranggapan bahwa, kesengsaraan besar sebagai penghantar menuju kedatangan Tuhan (parousia), tetapi percaya bahwa hal itu akan terjadi setelah kedatangan itu dan dengan demikian Gereja tidak akan melalui masa kesengsaraan itu. Paulus dengan jelas menyatakan bahwa kejatuhan bahwa akan mendahului kedatangan yang kedua, 2 Tes 2:3. Dalam Why 7:13,14 para orang Kudus disurga dikatakan telah keluar dari kesengsaraan besar dan dalam Why 6:9 kita jumpai orang-orang Kudus itu berdoa bagi saudara mereka yang masih mengalami kesengsaraan.
·      Datangnya Anti Kristus. Dalam 1 Yoh. 2:18,22; 4:3; 2 Yoh. 7, disebut anti kristus adalah : (a) kata “anti” arti “sebagai ganti” yang seorang menentang (b) “anti” arti “melawan”. Anti Kristus jelas menunjukkan satu prinsip, 1 Yoh. 4:3. Daniel melihat orang durhaka dan prinsip jahatnya dalam “tanduk kecil”, Dan. 7:8,23-26, dan ia mendekripsikannya dengan teliti dalam Dan. 11:35 dst. Kedatangan TuhanYesus jelas membawa kita kememperhatikan prinsip secara khusus bentuk anti-Orang kristen, dan Tuhan Yesus menyatakan bahwa hal seperti ada kandungan didalam berbagai macam 0rang. Dalam kitab Wahyu mengemukakan bahwa prinsip atau kekuatan anti-orang-Kristen didalam  dua binatang yang buas yang keluar dati lautan dan dari bumiWhy dan lalim dan sebagaimana.
·      Tanda-Tanda dan keajaiban. Banyak orang memperhatikan kenyataan bahwa tanda-tanda semacam itu, tetapi tidak akan mengerti jika tidak disertai indikasi lain. Karena itu harus diperhtikan kenyataan bahwa akan terjadi penggambungan dari tanda-tanda ini dan bahwa kejadian alamiah akan disertai dengan fenomena supra-natural jika waktu sudah dekat (Luk. 21:25,26). Tuhan Yesus berkata bahwa “jika kamu melihat semunya ini,ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu” (Mat.24:33).
C.     Parousia atau Kedatangan Kedua itu sendiri
Pertama, waktu kedatangan yang kedua ini. Para Murid bertanya kepada Tuhan, “Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia? Tuhan Yesus berkata dengan jelas sekali, “Tetapi mengenai hari dan saatnya tak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat disurga tidak, hanya Bapa saja yang tahu” (Mat. 24:36). Kedua, kedatangan personal, kedatangan yang bersifat jasmani, kedatangan yang bisa dilihat, akan sangat tiba-tiba, akan sangat mulia dan penuh kemenangan. Ketiga, Tujuan kedatangan yang kedua untuk mengahancurkan kekuatan jahat yang mau mengalahkan Kerajaan Allah, 2 Tes 2:8; Why 20:14. Menurut Kaum premilenialisme, kedatangan kedua bermasuk untuk meneguhkan kuasa Kristus dan orang kudusNya yang nampak dibumi, dan menyatakan hari keselamatan yang nyata bagi dunia.



BAB II
PANDANGAN-PANDANGAN
MILENIAL
Sebagian dari mereka yang mengaharpakan adanya Milenium dimasa datang berpendapat bahwa Tuhan akan datang sebelum milenium dan karena itu mereka disebut sebagai orang-orang premilenialis.
A.    Premilenialisme
Pandangan Iraenius merupakan gambaran mengenai pandangan premilenialisme pada abad mula-mula. Menjelang akhir periode ini, penderitaan, aniaya terhadap orang saleh akan makin meningkatkan sampai akhirnya inkarnasi dari segala kejahatan akan muncul dalam pribadi anti kristus. Peristiwa ini akan disertai dengan kebangkitan orang kudus dan peneguhan kerajaan Allah dibumi. Masa suka cita milenial akan berlangsung seribu tahun yang sesuai dengan hari ketujuh dari penciptaan-hari perhentian. Yerusalem akan dibangun kembali. Bumi akan mengeluarkan buah dengan berlimpah. Kedamaian dan kebenaran akan berkuasa. Pada akhir masa seribu tahun itu akan terjadi penghakiman terakhir dan ciptaan yang baru akan muncul, dimana orang tebusan akan hidup selamanya dalam hadirat Allah. Kedatangan Kristus kedua kali sudah dekat, dan akan merupakan sesuatu yang nampak, personal dan mulia. Orang kudus yang sudah mati akan dibangkitkan, orang kudus yang masih hidup diubahkan, bersama-sama mereka dan bertemu dengan Tuhan. Israel sebagai umat Allah akan bertobat, diselamatkan dan kembali ke Tanah suci. Kemudian, sebagaimana yang sudah dinubuatkan para nabi, Kerajaan Allah akan diteguhkan dalam dunia yang sudah diperbaharui. Orang kafir akan berbalik kepada Tuhan dan masuk dalam Kerajaan-Nya. Damai dan kebenaran akan berkuasa dibumi. Berikut skema premilenial yang sangat terkenal hari ini :
o   Pandangan tentang sejarah. Setiap dispensasii berdiri secara terpisah dan masing-masing menyatakan ujuian yang berbeda bagi manusia jasmaniah. Karena manusia berturut-turut gagal dalam ujian itu, maka setiap dispensasi berakhir dengan penghakiman. Teokrasi israel yang didirikan digunung sinai menempati kedudukan penting dalam pengaturan ilahi.
o   Eskatologinya. Peristiwa pertama adalah parousia, yaitu ketika Kristus datang diawan-awan untuk menjemput orang kudu-Nya. Bersama-sama mereka akan diangkat diudara, merayakan perkawinan anak Domba dan selamanya akan bersama Tuhan. Injil kerajaan akan sekalian lagi diberitakan terutama oleh sisa-sisa orang yang masih percaya diantaranya orang Yahudi dan pertobatan secara besar-besaran akan terjadi, walaupun banyak orang yang masih juga akan menghujat Tuhan. Pada akhir masa tujuh tahun ini, pewahyuan, akan segera mengikutinya, yaitu kedatangan Tuhan kebumi, bukan bagi orang-orang kudus melainkan bersama mereka. Bangsa-bangsa yang masih hidup sekarang dihakimi (Mat 25:31 dst), Domba dipisahkan dari kambing. Orang kudus yang mati selama masa aniaya besar akan dibangkitkan. Anti Kristus dihancurkan. Setan diikat selama 1000 Tahun. kerajaan milenial sekarang diteguhkan, yaitu suatu kerajaan bangsa Yahudi yang nyata yang menempati kedudukannya dan bersifat material, suatu restorasi terhadap kerajaan teokrasi yang mencangkup juga peneguhan kembali kerajaan Daud. Didalam kerajaan itu orang kudus akan memerintah bersama dengan Kristus, orang yahudi akan menjadi warga negara yang asli dan orang-orang bukan Yahudi diangkat menjadi warga negara. Tahta Kristus akan berada di Yerusalem dan kota itu sekali lagi akan menjadi pusat ibadah. Pada masa ini dunia akan mengalami pertobatan dengan amat cepat, menurut sebagian orang pertobatan ini adalah karena injil, tetapi menurut sebagian besar orang lain pertobatan ini melalui sarana yang sama sekali berbeda, misalnya penampakan Kristus secara personal, kecenderungan yang timbul karena orang kudus yang diberkati, dan terutama sekali karena pengadilan yang besar dan sangat mengerikan. Setelah milenium setan akan dilepaskan untuk sementara waktu dan sejumlah besar dari God dan Magog bersatu melawan kota kudus. Para musuh dikalahkan oleh api dari langit dan setan dibuang kedalam sumur tanpa dasar dimana binatang buas dan para nabi palsu sudah mendahuluinya disana. Setelah waktu yang singkat orang durhaka yang mati akan dibangkitkan dan tampil dalam penghakiman didepan takhta putih (Why 20:11-15). Barulah kemudian terjadi langit dan bumi yang baru.  
B.     Postmilinialisme
Postmilenialisme percaya bahwa kedatangan Kristus akan mengikuti milenium, yang diharapkan terjadi selama dan akhir dispensasi Injil.
a)      Bentuk-bentuk yang berbeda dari Postmilenialisme. Para tokoh Coccejus, Alting, Vitringas besaudara, d’Outrein, Witsius, Hoornbeek, Koelman dan Brakel, sebagian dari mereka menganggap bahwa milenium itu milik masa lalu, sebagian milik masa sekarang, dan sebagian lagi masih menantikannya untuk masa yang akan datang. Sejumlah orang postmilenialis jaman sekarang, ia tidak percaya bahwa jaman yang baru itu adalah hasil dari sebuah perubahan yang tiba-tiba disatu pihak lain manusi sendiri masih sendiri harus membawa dirinya masuk dalam jaman yang baru dengan mengambil kebijaksanaan konstruktif tentang perbaikan didunia.
b)      Ketidaksetujuan terhadap postmilenialisme. Ditekankan oleh Alkitab bahwa waktu yang mengawali akhir jaman adalah waktu kemurtadan besar, aniaya dan penderitaan, waktu dimana iman banyak orang menjadi pudar, mereka yang setia kepada Kristus akan mengalami banyak penderitaan, dan bahka harus memateraikan pengakuan iman mereka dengan darah, Mat 24:6-14; 12,22; Luk 18:8; 21:25-28; 2 Tes 2:3-12; 2 Tim 3:1-6; Why 13. Pengharapan mereka tentang suatu keadaan yang mulia dari Gereja pada akhir jaman didasarkan ayat-ayat yang mengandung penjelasan yang bersifat kiasan, baik tentang dispensasi injil secara keseluruhan atau suka cita sempurna dari kerajaan TuhanYesus Krsitus yang Kekal.
BAB III
KEBANGKITAN ORANG MATI
A.    Doktrin kebangkitan dalam sejarah
Pada jaman Tuhan Yesus pendapat orang Yahudi diantaranya ada yang berbeda mengenai kebangkitan. Sepanjang Abad pertengahan orang Skolatik berspekulasi tentang tubuh kebangkitan, tetapi spekulasi mereka sangat berlebihan dan tidak ada nilainya. Merek tidak memisahkan peristiwa-peristiwa ini, seperti kebangkitan orang benar dan kebangkitan orang durhaka, kedatangan Kristus serta akhir jaman, dalam satu selang waktu selama 1000 tahun. Orang premillenialis sangat menekankan pemisahan atas semua peristiwa.
B.     penjelasan Alkitab tentang kebangkitan
PL: Doktrin tentang kebangkitan individu muncul dalam pikiran orang israel setelah pembuangan, dan mungkin sekali ini adalah pengaruh orang persia. Surat Ibrani mengatakan bahwa para bapa-bapa Leluhur israel menanti-natikan kebangkitan orang mati (Ibr 11:10; 13-16, 19). Ayub jelas sekali menunjukkan kepercayaannya mengenai kebangkitan (Ayb 19:25-27) dan Yes 26:19 (menurut para kritikus, ayat ini adalah ayat belakangan) dalam Dan 12:2, dan mungkin juga terimplikasi dalam Yeh 37:1-14.
PB: perjanjia baru membawa klimaks bagi Wahyu Allah tentng kebangkitan. Tuhan Yesus mengajarkan kebenaran penting dalam Yoh 5:25-29; 6:39,40, 44-54; 11:24,25; 14:3 17:24. Dan 1 Tes 4:13-16; 2 Kor 5:1-10; Why 20:4-6 dan 20:13.  
C.     Natur dari kabangkitan
a)      Kebangkitan adalah karya dari Allah Tritunggal. Pribadi khusus, Mat 22:29; 2 Kor 1:9 dan karya kebangkitan disebut karya Allah Putra, Yoh 5:21, 25, 28,29; 6:38-40, 44,54; 1Tes 4:16.
b)      Kebangkitan adalah kebangkitan secara fisik atau jasmani, dalam Rom 8:11 kita melihat secara eksplisit bahwa Allah melalui Roh Kudus akan membangkitkan tubuh kita. Menurut Alkitab aakn ada kebangkitan tubuh, bukan suatu ciptaan baru yang seluruhnya berbeda, tetapi tubuh yang dalam arti mendasarnya sama dengan tubuh sekarang. Sebagai Paulus mengatakan gambaran benih yang ditabur ditanah, 1 Kor 15:36-38, paulus mengatakan perubahan yang akan terjadi, ketika ia mengatakan bahwa ketik kita menaburkan benih kita tidak menaburkan tubuh yang akan datang.
c)      Kebangkitan ini terjadi atas orang benar maupun orang durhaka.  
D.    Waktu kebangkitan




BAB IV
PENGHAKIMAN TERAKHIR
A.    Doktrin tentang penghakiman terakhir dalam sejarah.
Secara keseluruhan para Bapa Gereja tidaklah berspekulasi mengenai natur dari penghakiman tersebut, walaupun Tertullian tidak demikian. Mereka juga percaya bahwa kebangkitan orang mati akan segera diikuti dengan pengahkiman terakhir, dan semua ini akan mengakhiri sejarah umat manusia pengahakiman ini disebut umum dalam arti semua makhluk yang dapat berpikir akan mengalaminya, dan penghakiman ini akan mengungkapkan bersama Dia dalam penghakiman. Dispensasionalis percaya sepenuh hati pada penghakiman dimasa datang, tetapi mereka menyebutkan penghakiman dalam bentuk jamak. Menurut mereka akan ada penghakiman ketika parousia, penghakiman lain ketika Kristus menampakkan diri, dan penghakiman lain lagi pada akhir jaman.  
B.     Natur dari penghakiman terahkir
Dalam beberapa kasus, hukuman serta pahala yang diberikan ini bersifat positif, tetapi dibeberapa kasus lain muncul sebagai providensial alamiah sebagai akibat dari kejahatan atau kebaikan yang dilakukan, Ul 9:5; Maz 9:16; 37:28; 59:13; Ams 11:5; 14:11; hal ini. Orang jahat pada jaman Maleakhi berkata “Dimanakah Allah yang Menghukum?” (Mat 2:17). Alkitab mengajarkan kepada kita untuk menantikan penghakiman terakhir sebagai jawaban keputusan Allah bagi pertanyaan seperti itu, sebagai jalan keluar bagi segala problem itu, serta penyingkiran segala ketidak sempurnaan masa sekarang, Mat 25:31-46; Yoh 5:27-29; Kis 25:24; Rm 2:5-11; Ibr 9:27; 10:27; 2 Ptr 3:7; Why20:11-15.  
C.     Pandangan-pandangan yang keliru mengenai penghakiman terkhir.
à        Penghakiman bersifat sementara. Menurut Schleirmacher dan banyak sarjana dari jerman, pernyataan Alkitab mengenai penghakiman terakhir itu harus dipahami secara simbolis yang menunjukkan kenyataan bahwa pada akhirnya Gereja dan dunia akan dipisahkan.
à        Bersifat Permanen. Pandangan mereka bahwa penghakiman ini adalah “sesuatu yang bertindak sendiri” menjadikan Allah sebagai Allah yang tidak ada gunanya yang sekedar memandang dan menyetujui pembagian pahalal dan hukuman. Penghakiman Historis hanyalah bersifat sebagian dan seringkali menjadikan manusia sebagai tiruan keadilan. 
à        Bersifat Tunggal. Orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka dan ini menemukan derajat hukuman yang akan mereka terima. Penghakiman ini akan terjadi seribu tahum lebih sesudah penghakiman yang kedua itu.
D.    Sang Hakim dan para pembantu-Nya.

E.     Kelompok-kelompok yang akan dihakimi
F.      Waktu Penghakiman
G.    Standar penghakiman.
H.    Bagian-bagian yang berbeda

BAB V
KEADAAN AKHIR
A.    Keadaan terakhir bagi orang Durhaka.
Penghakiman bersifat menentukan kita kepada keadaan terakhir yang muncul dihadapan kursi pengadilan.
·         Tempat penyiksaan bag orang durhaka
Para pengaut anihilasionis yang dapat dilihat dalama Adventisme dan Millenial tidak setuju bahwa orang durhaka akan tetap ada, mereka menganggap bahwa hukuman kekal tida ada gunanya. Dalam teologi Liberal modern  “Neraka” secara umum sebagai istilah kiasan bagi sesuatu  keadaan yang sepenuhnya subyektif, masih ada dalam dunia ini,  dan akan menjadi permanenn dimasaa akan datang. Dalam kaitan dengan subyek “neraka”, Alkitab memakai istilah yang menunjukkan tempat.  Alkitab menyebutkan tempat kesengsaraan, gehenia, berasal dari bahasa Ibrani ge  (tanah atau lembah) dan hinnom atau beney hinnom, yaitu Hinnom atau anak –anak Hinnom.  Alkitb juga membicarakan”perapian yang menyala-nyala “, Mat 13:42 dan “lautan apai”, Why 20:14,15, yang membentuk sebuah kontraksan dengan istilah “Lautan kacaseperti kristal”,  Why 4:6. Alkitab mengajarkan dan amembicarakan tentang orang-orang yang diusir dari surga sebagai mereka yang “diluar” dan “dibuang kedalam neraka.
·         Keadaan dimana mereka akan melanjutkan eksistensi mereka
Secara pasti dapat berkata bahwa hukuman ini akan berupa : (a) tidak adanya kehadiran Allah  sama sekali, (b) kesengsaraan dlam hidup tidak ada akhirnya sebagai akibat dari penguasaan dosa secara total, (c) kesakitan dan penderitaan  yang dialami tubuh  maupun jiwa (d) hukuman lain seperti penderitaan hati, nurani, kesedihan, kesengsaraan, tangisan, kertakan gigi,  Mat 8:12; 13:50; Mrk 9:43,44,47,48; Luk 16:23,28; Why 4:10; 21:8. Akan ada hukuma yanng positif bagi tubuh kita.
·         Lamanya Hukuman
Ada alasan-alasan yang positif bagi kita untuk berpendapat bahwa istilah itu tidak mempunyai pengertian yang terbatas dalam ayat-ayat kita bicarakan diatas : (a) Dalam Mat 25:46, kata sama untuk menunjukkan lama waktu bagi kebahagiaan kekal orang benar da kesengsaraan kekal orang durhaka. (b) Api “neraka” disebut sebagai “api  yang tak terpadamkan”, Mrk 9:43 dan berkenan kepada orang durhaka dikatakan bahwa “ulat-ulat bangkai tidak mati”, Mrk 9:48.
B.     Keadaan akhir orang benar.
·         Ciptaan Baru
Hanya setiap ciptaan baru dijadikan maka Yerusalem akan turun disurga, dari Allah, dan hadirat Allah tinggal diantara manusia, serta orang benar memasuki kebahagiaan kekal mereka.
·         Tempat kediaman kekal orang benar
Alkitab mengatakan bahwa surga adalah sebuah tempat. Surga disebut sebagai tempat kediaman Bapa yang mempunyai banyak tempat tinggal, Yoh 14:1. Juga orang percaya ada didalam sedangkan orang tidak percaya diluar  surga, Mat 22;12,13 25:10-12.
·         Natur dari pahala mereka
Kepenuhan hidup ini dinikmati dalam persekutuan dengan Allah, yang sesungguhnya merupakan esensi dari kehidupan, Why 21:3. Mereka akan melihat Allah didalam Tuhan Yesus, muka dengan muka, merasakan kepuasan penuh bersama Dia, memuliakan dan memuji Dia. Juga akan ada suatau sukacita yang berkenaan dengan tubuh. Akan daa satu lingkungan sosial yag sangatamulia. Alkitab juga mengatakan akan adanya derajat sukacita surgawi ini, Dan 12:3; 2 Kor 9:6. Perbuatan baik kita akan menjadi ukuran bagi pahala yang diberikan, walaupun seungguhnya hal ini buka jasa kita. Bagaimana pun juga suacita setiap orang akan menjadi lengkap dan sempurna.