NAMA : MATINUS WARUWU
SALOM......
PENDAHULUAN
A.
ESKATOLOGI
DALAM FILSAFAT DAN AGAMA
Plato
mengajarkan imortalitas jiwa, yaitu eksistesi yang terus berkesinambungan
setelah kematian dan doktrin ini tetaplah merupakan satu pembicaraan penting dalam
filsafat samapai sekarang ini. Spinoza tidak membicarakannya dalam sistem
panteistiknya, tetapi wolff dan Leibnitz mempertahankannya dengan segala
argumen. Budha mempunyai konsep Nirwana. Islam mempunyai konsep tentang firdaus
yang bernuansa perasaan, orang indian membayangkan tanah perburuan yang
menyenangkan. Kepercayaan terhadap eksistensi dari jiwa manusia yang terus
berlanjut ada dimana-mana dalam berbagai bentuknya. J. T. Addison berkata
“Kepercayaan bahwa jiwa manusia tidak habis sesudah kematian tubuh sangatlah universal,
sehingga kita tidak dapat memiliki cacatan yang dapat disandari tentang satu
bangsa, satu suku bangsa atau agama dimana didalamnya ada pengertian bahwa jiwa
tidak terus berlangsung”. Hanya kekristenan sajalah yang mempunyai doktrin yang
jelas mengenai akhir zaman.
B.
SEKATOLOGI
DALAM SEJARAH GEREJA KRISTEN
Secara
umum maka dapat dikatakan kekristenan tidak melupukan prediksi yang indah dengan
masa yang akan datang dari setiap individu kekristenan. Pada masa
ketidaksetiaan, harapan orang kristen menjadi pudar dan tidak pasti, tetapi
bukan hilang sama sekali. Ada tiga (3) periode dalam sejarah mengenai pemikiran
sekatologi :
·
Sejak jaman Rasul sampai awal Abad ke-5.
Gereja sepenuhnya menyadari elemen-elemen terpisah dari pengaharapan orang
kristen, contoh kematian jasmani bukanlah kematian kekal, jiwa orang yang telah
meninggal masih tetap hidup, Kristus pasti akan datang kembali dan ada
kebangkitan orang mati semua Umat Allah akan ada penghakiman terakhir.
·
Sejak permulaan Abad ke-5 sampai
Reformasi. Ada satu kepercayaan umum tentang kehidupan dibalik kematian,
kedatangan Tuhan kemabali, kebangkitan orang mati, penghakiman terakhir,
kerajaan Allah yang mulia. Gereja diletakkan sebagai pusat perhatiaan dan
hirarki gereja disamakan dengan kerajaan Allah. Pengertian ini didasarkan atas
pendapat bahwa diluar gereja tidak ada keselamatan, dan bahwa gereja menentukan
latihan dan pendidikan yang tepat mengenai masa yang akan datang.
·
Sejak Jaman Reformasi sampai sekarang
ini. Banyak dari teologi Reformed mengganggapnya sekedar sebagai bagian dari
soteriologi Yang berkenan dengan kemuliaan yang diberikan bagi orang percaya.
Reformasi mengadopsi apa yang diajarkan gereja mula-mula berkenaan dengan
kedatangan Kristus kebali, kebangkitan, pengahakiman terakhir dan hidup kekal dan
menyingkirkan semua pendapat chiliasme yang
ada dalam sekte Anabaptis. Jaman sekarang, Gelombang premilenialisme mulai
muncul, yang tidak terbatas satu sekte, tetapi juga memasuki Gereja pada jaman
sekarang, dan para pelopornya mendasarkan pikiran mereka terutama pada penalaah
kitab Daniel dan Wahyu dan membantu mengarahkan perhatian kepada akhir jaman.
C.
KAITAN
ESKATOLOGI DALAM DOGMATIKA-DOGMATIKA LAIN
·
Konsep keliru yang menyempit kaitan ini.
Kesalah Coccejus adalah ketika ia menyusun seluruh dogmatika menurut skema
perjanjian dan dengan demikian ia memperlakukan eskatologi sebagai suatu studi
histori dan bukannya sebagai satu penjelasan sistematis dari semua kebenaran
kristen. Ada kesalahan lain yang kadang-kadang dilakukan, yaitu mereka
kehilangan sifat teologis dari eskatologi ini.
·
Phole mengatakan “Eskatologi adalah
mahkota dan batu kunci dalam teologi dogmatik”, eskatologi adalah salah satu
bidang dalam teologi dimana semua bidang lan menuju kesimpulan akhir.
D.
ISTILAH
“ESKATOLOGI”
Umumnya adalah de Nouissmis atau eschatologi.
Istilah eskatologi didasarkan pada ayat Alkitab tentang hari-hari terakhir
(eshate hemerai), Yes 2:2; Mic 4:1;
waktu terakhir (eschatos ton chronon)
1 Ptr 1:20; jam terkhir (eschate hora)
1 Yoh2:18. Dalam PL jama yaitu “jaman ini” (olam
hazzeh atau bahasa Yunani aio houtos)
“jaman/masa “hari-hari terakhir” adalah hari –hari yang segera mendahului
kedatangan Mesias dan akhir dunia ini. Dalam PB, ditunjukkan kepada kedatangan
Tuhan Yesus, dan kenyataan eskatologi diproyeksikan pada masa sekarang.
E.
ISI
ESKATOLOGI: ESKATOLOGI UMUM & ESKATOLOGI INDIVIDU
·
Eskatologi umum. Adalah kedatangan Kristus, kebangkitan orang mati,
pengahakiman terakhir, konsumasi kerajaan Allah dan keadaan terakhir dari orang
saleh dan orang durhaka.
·
Eskatologi Individu. Akhir dari
eksistensi sekarang ini datang bersama dengan kematian, yang mengubah dirinya
sepenuhnya dari jaman ini menuju kepada jaman yang akan datang. Adalah kematian jasmani, kekalan jiwa, status
antara akan dibicarakan dalam bagian ini.
Ke-1
Eskatologi
individu
BAB I
KEMATIAN JASMANI
Dalam
arti kematian dalam Alkitab adalah mencangkup kematian jasmani, kematian Rohani
dan Kematian Kekal.
A. Natur
dari kematian jasmani
Matius
10:28 ; Luk 12:4 ; kematian dikatakan sebagai kematian tubuh, yang berbeda dari
kematian jiwa (psuche). Tubuh sebagai
makhluk hidup dan psuche jelas
merupakan elemen dari kehidupan naturalnya. Ada pandangan mengenai kematian
alamiah yang melandasi pembahasan Petrus dan 1Petr 3:14-18, kematian disebut
berhentinya pusche yang
artinya kehidupan binatang dari kehidupan atau hilangnya pusche ini, Mat 2:20; Mrk3:4;Luk 6:9 ; Yoh 12:25; 13:37, 38; Kis
15:26; 20:24 dan ayat-ayat lain. Menurut Alkitab,
kematian adalah berhentinya hidup secara jasmani melalui terpisahnya tubuh dan
jiwa. Kematian tak pernah berarti
kemusnahan walaupun sebagian sekte menyebut kematian orang durhaka sebagai
kemusnahan. Allah tidak memusnahkan apa pun yang Ia ciptakan . Kematian berarti
terputusnya hubungan natural dalam Hidup. Dapat dikatakan bahwa dosa secara per se adalah kematian, sebab didalam
dosa terjadi pemutusan hubungan yang penting dimana manusia sebagai gambar
Allah harus berdiri di hadapan penciptanya.
B. Kaitan
antara Dosa dan Kematian
Pelagian
dan socinian mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang dapat
mati bukan sekedar berarti bahwa mereka bisa mati, tetapi juga berarti bahwa ia
sesungguhnya (dalam kaitan dengan penciptaan dirinya) ada dibawah hukum
kematian dan nantinya dia pasti mati. Dosa Adam tidak membawa perubahan pada
keberadaan konstitusionalnya, tetapi dibawah keputusan hukuman Allah, ia tetap
berada dibawah keputusan hukuman Allah, ia tetap berada dibawah hukuman
kematian dan ia terampas dari anugerah imortalitas yang seharusnya bisa
dimilikinya tanpa mengalami kematian.
Kematian mengisi hati anak manusia dengan ketakutan dan kegentaran,
sebab kematian dirasakan sebagai sesuatu yang tidak alamiah. Mereka yang
percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa kematian dan mengalam pembaharuan
hubungan dengan Allah dan diberkati
dengan hisup yang Kekal, Yoh 3:36; 6:40; Rm 5:17-21; 8:23; 1 Kor 15:26, 51-27;
Why 20:14; 21:2,4.
C. Makna
kematian bagi orang Percaya
Jelas terbukti bahwa Kematian orang
percaya harus dianggap sebagai puncak dari “Hukuman untuk perbaikan kesalahan”
yang telah ditetapkan Allah bagi penyucian umat-Nya.
Dalam persekutuan mistis dengan Tuhan,
orang percaya dapat mengalami pengalaman Kristus. Kematian sering menjadi ujian
tertinggi bagi kekuatan iman mereka dan seringkali menunjukkan sesuatu
kenyataan yang sangat mengejutkan dari kesadaran akan kemenangan disaat yang
tampaknya merupakan kekalahan, 1 Ptr 4:12,13. Tuhan Yesus berkata, “Barang
siapa percaya kepada-Ku, walaupun ia mati akan tetap hidup”.
BAB
II
IMORTALITAS
JIWA
Akibat
dari kematian jasmaniah kita yang sekarang ini. Keyakinan yang dipegang oleh
Gereja Tuhan Yesus Kristus adalah bahwa jiwa terus ada bahkan juga setelah
kematian jasmani. Doktrin Imortalitas jiwa akan dibahas secara singkat:
1. Perbedaan
Konotasi mengenai istilah “Imortalitas”
Pengertian
Istilah “Imortalitas” tidak selalu dipakai dalam pengertian yang sama, ada
beberapa perbedaan yang sangat penting supaya kita dapat menghidari salah paham
:
·
Dalam pengertian yang paling Mutlak
dipakai untuk Menunjukkan Tuhan. Dalam 1 Tim 6:15,16, Paulus membicarakan Tuhan
sebagai “Penguasa yang satu-satunya dan penuh bahagia, Raja diatas segala Raja
dan Tuhan diatas segala tuan. Arti dari pernyataan Paulus adalah bahwa Tuhan
itu satu-satunya yang memiliki Imortalitas sebagai milik yang asli, kekal dan
memang seharunya.
·
Dalam pengertian Eksistensi yang
terus-menerus atau tanpa akhir juga disebutkan bagi roh, termasuk juga jiwa
manusia.
·
Istilah Imortalitas dipakai Dunia
Teologia menunjukkan keadaan manusia dimana ia sepenuhnya bebas dari segala
benih kehancuran dan kematian.
·
Kata “Imortalitas” menunjukkan, terutama
dalam pengertian eskatologi, keadaan manusia dimana ia tidaklah dipengaruhi
oleh kematian, dan tidak bisa menjadi mangsa dari kematian. Imortalitas akan
terjadi jika seandainya Adam menaati perjanjian kerja, tetapi sekarang hanya
melalui karya penebusan yang akan dilengkapi dalam konsumasi.
2. Kesaksian
Wahyu umum tentang Imortalitas jiwa
Ayub
mempertanyakan “Jika manusia mati, akankah ia hidup kembali? (Ayb 14:14),
tetapi jawaban tetap “ya”. Walaupun para penganut teori evolusi tidak mengakui
bahwa iman kepada Importalitas jiwa adalah sebuah pemberian asli bagi kita
manusia.
·
Argumen Historis. Consensus gentium sangat erat kaitannya secara umum dikatakan bahwa
kepercayaan terhadap kepada Importalitas jiwa selalu ditemukan diantara segala
bangsa dibumi, tidak peduli betapun tinggi atau rendahnya peradaban mereka.
·
Argumen Metafisik. Didasarkan jiwa
manusia, kematian materi ketidak mungkin terurai, tapi satu kesatuan spiritual
tidak terdiri atas unsur-unsur penyusun, sehingga jiwa tidak terurai.
·
Argumen Teologis. Tampaknya sebagian
besar manusia hanya memperoleh sebagian dari hal-hal besar yang
diaspirasikannya.
·
Argumen Moral. Ada pembagian yang tidak
seimbang dan tidak adil antara baik dan jahat.
3. Kesaksian
Wahyu khusus mengenai Imortalitas jiwa
Dalam
PL : tidak mengajarkan mengenai Imortalitas. Doktrin Imortalitas jiwa dalam
pengertian Hidup Kekal yang penuh berkat hanya mungkin diungkapkan sesudah kebangkitan
Tuhan Yesus, yang membawa Hidup dan Kekakalan menjadi nyata. Dalam PB : setelah
Kristus membawa Hidup dan Imortalitas menjadi sesuatu yang nyata, bukti-bukti
tentangnya menjadi makin jelas.
4. Keberatan
Terhadap Doktrin Imortalitas persoalan dan Subsititusi Modern terhadap
Keberatan
Utama Terhadap Doktrin ini. Argumen dikemukakan dalam Psikologi fisiologis
“pikiran atau jiwa tidak memiliki eksistensi Substansi yang independe merupakan
hasil atau Fungsi dari kegiatan otak.
BAB
III
STATUS
ANTARA
A.
Pandangan Alkitab tentang status
Antara
a) Penjelasan
Alkitab tentang orang-orang percaya sejak mereka sampai mati kebangkitan
kembali. Pandangan Alkitab yang menyatakan bahwa ketika kita mati jiwa orang
percaya ketika berpisah dari tubuhnya masuk kehadirat Kristus. Paulus juga
mengatakan ketika berpisah dari Tubuh pulang kerumah bersama Tuhan (2 Kor 5:8),
dan juga kepada jemaat di Filipi bersama dengan Kristus (Fil 1:23). Keadaan
mendatangkan bagi orang percaya setelah meninggal dunia dijelaskan oleh Paulus
dalam 2 Kor 5:8; Fil 1:23 dikutip diatas. Keadaan itu adalah dimana orang
percaya sungguh-sungguh hidup sabar, Luk 16:19-31; 1 Tes 5:10, keadaan
istirahat dan kesukaran yang tidak ada habisnya, Why 14:13.
b) Penjelasan
Alkitab tentang keadaan orang Durhaka antara kematian merek sampai kebangkitan
kembali. Westminster Catechhim mengatakan setelah kematian mereka, jiwa orang
Durhaka “dilemparkan kedalam neraka dimana mereka tetap berada dalam
kesengsaraan besar dan kegelapan yang paling gelap, yang disediakan sampai pada
penghakiman terakhir” bagi jiwa yang terpisah dari tubuhnya, tak pernah disebut
tempat lain lagi oleh Alkitab. Jika seorang benar segera memasuki keadaan
Kekalnya dan ada Beberapa ayat yang dapat dilihat yaitu, Ptr 3:19; 2 Ptr 2:9.
B. Doktrin
tentang Status Antara Dalam Sejarah
Bapak-bapak
Gereja yang menganggap bahwa jiwa orang benar segera masuk kesurga, adan mereka
yang percaya hal ini adalah Gregory dari Nazianza, Esebius, serta Gregory
dibicarakan dengan Kaitan dengan Roma katolik mengembangkan Doktrin mengenai
prutagori dan juga pemikiran lain dikembangkan tentang limbus patrum dimana orang Kudus dalam PL ditahan sampai
kebangkitan Kristus. Selama abad-19 sejumlah Teolog, terutama di Inggris Swiss
dan Jerman berpegang bahwa Status antara adalah sebuah pembuangan lebih lanjut
bagi mereka yang tidak meneri Kristus dalam Hidup mereka.
C. Pandangan
modern tentang Doktrin Sheol-Hades
Menurut
anggapan banyak orang perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyebutkan bahwa
orang saleh dan orang durhaka setelah meninggal dunia, memasuki sebuah
bayang-banyang , sebuah negeri yang penuh dengan kelupaan, disana mereka
memasuki suatu keberadaan yang merupakan Refleksi dari hidup mereka didunia.
Tetapi Pandangan semacam itu akan sulit diterima oleh mereka yang percaya akan
inspirasi absolut Alkitab sebagai salah satu elemen pengajaran Alkitab yang
positif, sebab pandangan semacam itu akan berkontradiksi dengan penjelasan
Alkitab yang menyatakan bahwa orang benar akan segera memasuki kemuliaan dan
orang durhaka akan segera memasuki tempat penghukuman.
Sebagian
orang menegaskan bahwa persoalan ini dapat diselesaikan dengan beranggapan
bahwa inspirasi Alkitab tidak menjamin bahwa orang Kudus dalam PL benar ketika
mereka membicarakan perihal masuknya manusia kesuatu tempat pengantaran sesudah
kematian, sebab bukan saja orang-orang ini tetapi juga para penulis Alkitab
yang menerima Inspirasi memakai istilah yang harus ditafsir sedemikian, Bil.
16:30; Maz.49:15, 16; 88:3; 89:48; Pkh. 9:10; Yes. 5:14; Hos. 13:14.
Penjelasan yang
menunjukkan kepada suatu lokasi ini tentunya berasal dari suatu pengertian umum
mengenai Kuburan, orang-orang dikuburkan ketika mereka mati.
D. Doktrin
Roma Katolik berkenaan dengan Tempat tinggal jiwa setelah kematian
·
PURTAGORAL. Menurut Gereja Roma Katolik
jiwa yang sepenuhnya sempurna dapat masuk ke Surga atau melihat wajah Tuhan,
Mat. 25:46; Flp. 1:23, tetapi mereka yang belum bersih sempurna masih membawa
dosa dan mengalami hukuman berkenaan dengan dosa temporal mereka, mereka tidak
langsung masuk Surga, tetapi masuk purgatori lebih dahulu. Selama jiwa tinggal
dalam purgatori akan merasakan sakitnya keadaan terpisah dari hadirat Allah dan
demikian mereka mengalami penderitaan yang positif, yang mempengaruhi jiwa. Berapa
lama mereka tinggal dalam purgatori tidak dapat ditentukan sebelumnya.
·
LIMBUS PATRUM. Menurut ajaran Roma
Katolik jiwa orang Kudus PL ditahan dalam keadaan penantian sampai kebangkitan
Tuhan dari antara orang mati. Tempat bagi roh orang benar adalah limbus patrum, yang dikenal oleh orang
Yahudi sebagai berada dipangkuan Abraham, Luk. 16:23, dan firdaus, Luk. 23:43. Dianggap bahwa surga belumlah dibuka bagi satu
orang pun sampai Kristus telah menyelesaikan pengampunan dosa bagi dunia.
·
LIMBUS INFATUM. Tempat penampungan bagi
jiwa dari anak-anak yang belum dibaptis tanpa melihat orang tua mereka orang
kristen atau bukan. Sebagian orang berpikir bahwa anak-anak seperti itu mungkin
saja bisa diselamatkan oleh iman orang tua mereka, dan yang lain lagi berpikir
bahwa mungkin Tuhan mengutus Malaikat untuk membaptis mereka.
E. Keadaan
Jiwa setelah Kematian merupakan salah satu Eksistensi Sadar
1) Ajaran Alkitab tentnag Hal ini.
Berdasarkan kenyataan bahwa kesadara manusia dalam hidup didunia ini sekarang
ini memindahkan efeknya melalui otak, bukan berarti tidak bisa bekerja dengan
cara lain.
2)
Doktrin
Tidurnya Jiwa (psychopannychy). Mereka berpendapat
bahwa setelah kematian, jiwa terus ada sebagai suatu keberadaan spiritual yang
individual tetapi dalam keadaan yang tidak
sadar. Calvin dan Russelit atau Millenial Dawnist mengatakan bahwa tubuh dan
jiwa manusia turun kedalam kuburan , jiwa ada dalam keadaan tidur, maksudnya
dengan keadaan non-eksistensi. Beberapa ayat dlam Alkitab mengajarkan bahwa
kematian adalah ketikdaksadaran, Maz 6:5; 115:17; 146:4; Pkh. 9:10; Yes. 38:18,
19.
3)
Doktrin
anihilationalisme Dan Imortalitas Kondasional. Anihilationalisme
mengajarkan bahwa manusia diciptakan imortal, tetapi jiwa yang teru-menerus ada
dalam dosa, melalui tindakan positif dari Tuhan kehilangan anugerah
imortalitas, dan dengan demikian dihancurkan atau (Menurut sebagian dari
mereka) selamanya tidak memiliki kesadaran. Jiwa yang tidak menerima Kristus
setelah kematian tidak ada lagi, atau kehilangan segala kesadaran. Pengertian Alkitab
tentang kematian tidak sama penghacuran total. Dalam Alkitab hidup dan mati
adalah dua hal yang sangat berlawanan.istilah “hidup” mempunyai satu konotasi
tertentu, dan demikian juga dengan kata “mati”. Manusia mati secara Rohani
sebelum ia menjadi mangsa kematian jasmani, tetapi hal ini tidak mencangkup
kehilangan kesadaran , Ef. 2:1,2; 1 Tim. 5:6; Kol. 2:13; Why 3:1.
F. Status
antara bukanlah keadaan kelanjutan Masa Pengujian
a) Pernyataan
Doktrin ini. Kristus diperkenalkan kepada semua orang yang masih memerlukan Dia
untuk mendapat keselamatan dan semua orang didorong untuk menerima Dia. Prinsip
dari teori ini adalah bahwa tidak akan binasa tanpa ditawarkan dalam Tuhan
Yesus. Manusia hanya akan dihukum kalau jelas menolak menerima keselamatan yang
ditawarkan dalam Tuhan Yesus.
b) Dasar
Doktrin ini. Pada umumnya teori ini diharapkan dari kasih dan keadilan Allah
dan pada keinginan yang mudah dipahami untuk menjadi Karya Kristus yang agung
menjadi seinklusif mungkin, mereka tidak mendasarkan teori ini diambil dari 1
Ptr. 3:19 dan 4:6, dipahami sebagai Kristus diantara kematian dan
kebangkitan-Nya berkhotbah pada roh-roh dalam hades. Manusia sudah berada dibawah hukuman ketika Kristus
ditawarkan kepada mereka. Ayat-ayat lain, Mat. 13:31, 32; 1 Kor. 15:24-28; dan
Flp. 2:9-11 sama tidak meyakinkannya.
c) Argumen
Yang Melawan Doktrin ini. Beberapa pertimbangan yang dikemukakan:
·
Alkitab menyebutkan keadaan orang yang
tidak percaya setelah kematian sebagai satu keadaan yang tetap. Alkitab selalu
menjelaskan penghakiman terakhir yang akan datang sebagai yang ditentukan oleh
hal-hal dalam daging, hal ini sebagai sesuatu yang tergantung pada apa yang
terjadi dalam status antara, Mat. 7:22,23; 10:32,33 25:34-46; Luk. 12:47,48; 2
Kor. 5:9-10; Gal. 6:7,8; 2 Tes.1:8; Ibr.9:27. Penolakan terhadap Kristus adalah
dosa sangat besar membawa kepada kematian. Alkitab mengajarkan bahwa orang
kafir binasa, Rm 1:32; 2:12; Why 21:8.
Ke- 2
BAB I
KEDATANGAN KRISTUS
YANG KEDUA KALI
Menjelang
akhir pelayanan-Nya didunia, lebih dari sekali Tuhan Yesus membicarakan
kedatanganNya kembali, Mat.24:30;25:19,31: 26:64; Yoh 1:11. Di dalam Kisah para
rasul juga membicarakannya berulang-ulang kali, dalam Kis.3:20,21; Flp.3:20;
1Tes 4:15, 16; 2 Tes. 1:7,10;Tit.2:13;Ibr.9:28.
A.
kedatang yang kedua adalah sebuah
peristiwa tunggal.
Para
penganut dispensasionalisme membedakan dua kali adanya dua kali
kedatangan Kristus, walaupun terkadang mereka berusaha menjaga kesatuannya
dengan mengatakan bahwa kedua kalinya kedatangan kristus hanyalah sekedar
merupakan dua aspek dari peristiwa besar itu. Dalam peristiwa tersebut,
masing-masing mempunyai tujuan tersendiri. Yang
pertama adalah parousia atau
“kedatangan” dan hasilnya adalah pengakatan orang Kudus. Kedatangan ini disebut
pengakatan Rahasia dan bersifat mendadak dan sudah dekat, dapat terjadi
kapan saja. Mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitan dan orang Kudus
yang masih hidup diubahkan dan bersama-sama mereka diangkat untuk bertemu Tuhan
di udara. Kedatangan ini disebut adalah kedatangan bagi orang Kudus-Nya”, 1 Tes. 4:15, 16. Lalu akan ada masa 7
(Tujuh) tahun dimana dunia akan diinjili, Mat. 24:14; Israel bertobat, Rm.
11:26, kesengsaraan besar terjadi, Mat. 24:21,22, dan Antikris atau si pendosa
akan terungkap, 2 Tes. 2:8-10. Setelah semua peristiwa ini, Tuhan akan datang bersama dengan orang kudus-Nya, 1 Tes.
3:13, disebut “Hari Tuhan” dimana Ia datang kebumi. Pada kedatang ini Kristus
menghakimi bangsa-bangsa yang hidup, Mat. 25:31-46 dan menghantar masuk ke
kerajaan seribu Tahun. ada dua
kedatangan Tuhan yang terpisah dengan selang waktu 7 tahu, dimana yang satu
mendadak dan yang lain dapat diduga, yang satu diikuti dengan pemuliaan
orang-orang Kudus, dan yang lain penghakiman terhadap bangsa-bangsa dan
penetapan kerajaan. Dalam 2 Tes. 2:1,2,8 istilah parousia dan “hari Tuhan” dipaki secara bergantian, dan menurut 2
Tes. 1:7-10, “pernyataan” yang disebut dalam aya. 7 bersinkronisasi dengan parousia yang membawa pemuliaan bagi
orang Kudus, yang dibicarakan dalam ayat. 10. Mat. 24:29-31 menyatakan bahwa
kedatangan Tuhan, dimana orang pilihan dikumpulkan segera sesudah masa kesengsaraan yang disebutkan dalam konteks ini,
sedangkan teori yang sedang dibicarakan hal ini, seharusnya terjadi sebelum
kesengsaraan ini.
B. Peristiwa
yang besar yang mendahului Parousi
Dalam
Alkitab tidak mengatakan bahwa adanya peristiwa yang dapat ramalkan yang akan
terjadi sebelum kedatangan Tuhan Yesus. Frost orang dispensasionalisme menolak
doktrin kedatangan yang dekat, tetpai ia lebih suka membicarakan kedatangan
Kristus sebagai sesuatu “yang terjadi”. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa
kedatangan-Nya sudah dekat, tetapi
bukan berarti bahwa hal itu mendadak.
Petrus meramalkan bahwa orang yang jahat akan berkata “kapan hari
kedatangan-Nya?
·
Panggilan bagi orang kafir. Dipihak lain
tidak mungkin juga untuk beranggapan bahwa perkataan Tuhan Yesus meminta agar
injil diberitakan pada satu orang demi satu orang dari segala bangsa yang ada
didunia. Setelah gereja diambil dari dunia ini, dan dengan demikian penyertaan
Roh Kudus juga tidak ada lagi sesungguhnya ini berarti sesudah keadaan
perjanjian lama dipulihkan maka injil yang denganny Tuhan Yesus memulai
pelayanan-Nya akan diberitakan. Injil
itu akan diberitakan pertama kali oleh mereka yang ditobatkan oleh penyikiran
gereja, lalu kemudian oleh israel yang bertobat dan oleh para utusan khusus,
atau terutama selama masa kesengsaraan besar, oleh sisa israel yang percaya
pemberitaan injil ini akan sangat efektif, jauh lebih efektif dari pada
pemberitaan injil anugerah Allah. Selama masa inilah 144.000 dan sejumlah besar
orang yang tidak dapat dihitung oleh manusia, seperti yang tercatat dalam Why
7, akan dipertobatkan.
· Pertobatan
dari pleroma israel. Mereka berpendapat akan adanya suatu restorasi nasional
dan pertobatan nasional dan pertobatan israel sebagai bangsa? Premilenial
memandang ayat 26 dengan pengertian bahwa setelah Allah melengkapi tujuan-Nya
dengan orang kafir maka bangsa israel akan diselamatkan.
· Kemurtadan
Besar Dan Kesengsaraan Besar. Kaum Dispensasionalis modern beranggapan bahwa, kesengsaraan
besar sebagai penghantar menuju kedatangan Tuhan (parousia), tetapi percaya bahwa hal itu akan terjadi setelah
kedatangan itu dan dengan demikian Gereja tidak akan melalui masa kesengsaraan
itu. Paulus dengan jelas menyatakan bahwa kejatuhan bahwa akan mendahului
kedatangan yang kedua, 2 Tes 2:3. Dalam Why 7:13,14 para orang Kudus disurga
dikatakan telah keluar dari kesengsaraan besar dan dalam Why 6:9 kita jumpai
orang-orang Kudus itu berdoa bagi saudara mereka yang masih mengalami
kesengsaraan.
· Datangnya
Anti Kristus. Dalam 1 Yoh. 2:18,22; 4:3; 2 Yoh. 7, disebut anti kristus adalah
: (a) kata “anti” arti “sebagai ganti” yang seorang menentang (b) “anti” arti
“melawan”. Anti Kristus jelas menunjukkan satu prinsip, 1 Yoh. 4:3. Daniel
melihat orang durhaka dan prinsip jahatnya dalam “tanduk kecil”, Dan.
7:8,23-26, dan ia mendekripsikannya dengan teliti dalam Dan. 11:35 dst.
Kedatangan TuhanYesus jelas membawa kita kememperhatikan prinsip secara khusus
bentuk anti-Orang kristen, dan Tuhan Yesus menyatakan bahwa hal seperti ada
kandungan didalam berbagai macam 0rang. Dalam kitab Wahyu mengemukakan bahwa
prinsip atau kekuatan anti-orang-Kristen didalam dua binatang yang buas yang keluar dati
lautan dan dari bumiWhy dan lalim dan sebagaimana.
· Tanda-Tanda
dan keajaiban. Banyak orang memperhatikan kenyataan bahwa tanda-tanda semacam
itu, tetapi tidak akan mengerti jika tidak disertai indikasi lain. Karena itu
harus diperhtikan kenyataan bahwa akan terjadi penggambungan dari tanda-tanda
ini dan bahwa kejadian alamiah akan disertai dengan fenomena supra-natural jika
waktu sudah dekat (Luk. 21:25,26). Tuhan Yesus berkata bahwa “jika kamu melihat
semunya ini,ketahuilah bahwa waktunya
sudah dekat, sudah diambang pintu” (Mat.24:33).
C. Parousia
atau Kedatangan Kedua itu sendiri
Pertama, waktu
kedatangan yang kedua ini. Para Murid bertanya kepada Tuhan, “Apakah tanda
kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia? Tuhan Yesus berkata dengan jelas
sekali, “Tetapi mengenai hari dan saatnya tak seorang pun yang tahu,
malaikat-malaikat disurga tidak, hanya Bapa saja yang tahu” (Mat. 24:36). Kedua, kedatangan personal, kedatangan
yang bersifat jasmani, kedatangan yang bisa dilihat, akan sangat tiba-tiba,
akan sangat mulia dan penuh kemenangan. Ketiga,
Tujuan kedatangan yang kedua untuk mengahancurkan kekuatan jahat yang mau
mengalahkan Kerajaan Allah, 2 Tes 2:8; Why 20:14. Menurut Kaum premilenialisme,
kedatangan kedua bermasuk untuk meneguhkan kuasa Kristus dan orang kudusNya
yang nampak dibumi, dan menyatakan hari keselamatan yang nyata bagi dunia.
BAB
II
PANDANGAN-PANDANGAN
MILENIAL
Sebagian dari mereka yang mengaharpakan adanya
Milenium dimasa datang berpendapat bahwa Tuhan akan datang sebelum milenium dan
karena itu mereka disebut sebagai orang-orang premilenialis.
A.
Premilenialisme
Pandangan Iraenius merupakan gambaran
mengenai pandangan premilenialisme pada abad mula-mula. Menjelang akhir periode
ini, penderitaan, aniaya terhadap orang saleh akan makin meningkatkan sampai
akhirnya inkarnasi dari segala kejahatan akan muncul dalam pribadi anti
kristus. Peristiwa ini akan disertai dengan kebangkitan orang kudus dan
peneguhan kerajaan Allah dibumi. Masa suka cita milenial akan berlangsung
seribu tahun yang sesuai dengan hari ketujuh dari penciptaan-hari perhentian.
Yerusalem akan dibangun kembali. Bumi akan mengeluarkan buah dengan berlimpah.
Kedamaian dan kebenaran akan berkuasa. Pada akhir masa seribu tahun itu akan
terjadi penghakiman terakhir dan ciptaan yang baru akan muncul, dimana orang
tebusan akan hidup selamanya dalam hadirat Allah. Kedatangan Kristus kedua kali
sudah dekat, dan akan merupakan sesuatu yang nampak, personal dan mulia. Orang
kudus yang sudah mati akan dibangkitkan, orang kudus yang masih hidup
diubahkan, bersama-sama mereka dan bertemu dengan Tuhan. Israel sebagai umat
Allah akan bertobat, diselamatkan dan kembali ke Tanah suci. Kemudian,
sebagaimana yang sudah dinubuatkan para nabi, Kerajaan Allah akan diteguhkan
dalam dunia yang sudah diperbaharui. Orang kafir akan berbalik kepada Tuhan dan
masuk dalam Kerajaan-Nya. Damai dan kebenaran akan berkuasa dibumi. Berikut
skema premilenial yang sangat terkenal hari ini :
o
Pandangan tentang sejarah. Setiap
dispensasii berdiri secara terpisah dan masing-masing menyatakan ujuian yang
berbeda bagi manusia jasmaniah. Karena manusia berturut-turut gagal dalam ujian
itu, maka setiap dispensasi berakhir dengan penghakiman. Teokrasi israel yang
didirikan digunung sinai menempati kedudukan penting dalam pengaturan ilahi.
o
Eskatologinya. Peristiwa pertama adalah parousia, yaitu ketika Kristus datang
diawan-awan untuk menjemput orang kudu-Nya. Bersama-sama mereka akan diangkat
diudara, merayakan perkawinan anak Domba dan selamanya akan bersama Tuhan.
Injil kerajaan akan sekalian lagi diberitakan terutama oleh sisa-sisa orang
yang masih percaya diantaranya orang Yahudi dan pertobatan secara besar-besaran
akan terjadi, walaupun banyak orang yang masih juga akan menghujat Tuhan. Pada
akhir masa tujuh tahun ini, pewahyuan,
akan segera mengikutinya, yaitu kedatangan Tuhan kebumi, bukan bagi orang-orang
kudus melainkan bersama mereka.
Bangsa-bangsa yang masih hidup sekarang dihakimi (Mat 25:31 dst), Domba
dipisahkan dari kambing. Orang kudus yang mati selama masa aniaya besar akan
dibangkitkan. Anti Kristus dihancurkan. Setan diikat selama 1000 Tahun.
kerajaan milenial sekarang diteguhkan, yaitu suatu kerajaan bangsa Yahudi yang
nyata yang menempati kedudukannya dan bersifat material, suatu restorasi
terhadap kerajaan teokrasi yang mencangkup juga peneguhan kembali kerajaan Daud.
Didalam kerajaan itu orang kudus akan memerintah bersama dengan Kristus, orang
yahudi akan menjadi warga negara yang asli dan orang-orang bukan Yahudi
diangkat menjadi warga negara. Tahta Kristus akan berada di Yerusalem dan kota
itu sekali lagi akan menjadi pusat ibadah. Pada masa ini dunia akan mengalami
pertobatan dengan amat cepat, menurut sebagian orang pertobatan ini adalah
karena injil, tetapi menurut sebagian besar orang lain pertobatan ini melalui
sarana yang sama sekali berbeda, misalnya penampakan Kristus secara personal,
kecenderungan yang timbul karena orang kudus yang diberkati, dan terutama
sekali karena pengadilan yang besar dan sangat mengerikan. Setelah milenium
setan akan dilepaskan untuk sementara waktu dan sejumlah besar dari God dan Magog
bersatu melawan kota kudus. Para musuh dikalahkan oleh api dari langit dan
setan dibuang kedalam sumur tanpa dasar dimana binatang buas dan para nabi
palsu sudah mendahuluinya disana. Setelah waktu yang singkat orang durhaka yang
mati akan dibangkitkan dan tampil dalam penghakiman didepan takhta putih (Why
20:11-15). Barulah kemudian terjadi langit dan bumi yang baru.
B.
Postmilinialisme
Postmilenialisme
percaya bahwa kedatangan Kristus akan mengikuti milenium, yang diharapkan
terjadi selama dan akhir dispensasi Injil.
a) Bentuk-bentuk
yang berbeda dari Postmilenialisme. Para tokoh Coccejus, Alting, Vitringas
besaudara, d’Outrein, Witsius, Hoornbeek, Koelman dan Brakel, sebagian dari
mereka menganggap bahwa milenium itu milik masa lalu, sebagian milik masa
sekarang, dan sebagian lagi masih menantikannya untuk masa yang akan datang. Sejumlah
orang postmilenialis jaman sekarang, ia tidak percaya bahwa jaman yang baru itu
adalah hasil dari sebuah perubahan yang tiba-tiba disatu pihak lain manusi
sendiri masih sendiri harus membawa dirinya masuk dalam jaman yang baru dengan
mengambil kebijaksanaan konstruktif tentang perbaikan didunia.
b) Ketidaksetujuan
terhadap postmilenialisme. Ditekankan oleh Alkitab bahwa waktu yang mengawali
akhir jaman adalah waktu kemurtadan besar, aniaya dan penderitaan, waktu dimana
iman banyak orang menjadi pudar, mereka yang setia kepada Kristus akan
mengalami banyak penderitaan, dan bahka harus memateraikan pengakuan iman
mereka dengan darah, Mat 24:6-14; 12,22; Luk 18:8; 21:25-28; 2 Tes 2:3-12; 2
Tim 3:1-6; Why 13. Pengharapan mereka tentang suatu keadaan yang mulia dari
Gereja pada akhir jaman didasarkan ayat-ayat yang mengandung penjelasan yang
bersifat kiasan, baik tentang dispensasi injil secara keseluruhan atau suka
cita sempurna dari kerajaan TuhanYesus Krsitus yang Kekal.
BAB III
KEBANGKITAN ORANG MATI
A. Doktrin
kebangkitan dalam sejarah
Pada
jaman Tuhan Yesus pendapat orang Yahudi diantaranya ada yang berbeda mengenai
kebangkitan. Sepanjang Abad pertengahan orang Skolatik berspekulasi tentang
tubuh kebangkitan, tetapi spekulasi mereka sangat berlebihan dan tidak ada
nilainya. Merek tidak memisahkan peristiwa-peristiwa ini, seperti kebangkitan
orang benar dan kebangkitan orang durhaka, kedatangan Kristus serta akhir
jaman, dalam satu selang waktu selama 1000 tahun. Orang premillenialis sangat
menekankan pemisahan atas semua peristiwa.
B. penjelasan
Alkitab tentang kebangkitan
PL:
Doktrin tentang kebangkitan individu muncul dalam pikiran orang israel setelah
pembuangan, dan mungkin sekali ini adalah pengaruh orang persia. Surat Ibrani
mengatakan bahwa para bapa-bapa Leluhur israel menanti-natikan kebangkitan
orang mati (Ibr 11:10; 13-16, 19). Ayub jelas sekali menunjukkan kepercayaannya
mengenai kebangkitan (Ayb 19:25-27) dan Yes 26:19 (menurut para kritikus, ayat
ini adalah ayat belakangan) dalam Dan 12:2, dan mungkin juga terimplikasi dalam
Yeh 37:1-14.
PB:
perjanjia baru membawa klimaks bagi Wahyu Allah tentng kebangkitan. Tuhan Yesus
mengajarkan kebenaran penting dalam Yoh 5:25-29; 6:39,40, 44-54; 11:24,25; 14:3
17:24. Dan 1 Tes 4:13-16; 2 Kor 5:1-10; Why 20:4-6 dan 20:13.
C. Natur
dari kabangkitan
a) Kebangkitan
adalah karya dari Allah Tritunggal. Pribadi khusus, Mat 22:29; 2 Kor 1:9 dan
karya kebangkitan disebut karya Allah Putra, Yoh 5:21, 25, 28,29; 6:38-40,
44,54; 1Tes 4:16.
b) Kebangkitan
adalah kebangkitan secara fisik atau jasmani, dalam Rom 8:11 kita melihat secara
eksplisit bahwa Allah melalui Roh Kudus akan membangkitkan tubuh kita. Menurut
Alkitab aakn ada kebangkitan tubuh, bukan suatu ciptaan baru yang seluruhnya
berbeda, tetapi tubuh yang dalam arti mendasarnya sama dengan tubuh sekarang. Sebagai Paulus mengatakan
gambaran benih yang ditabur ditanah, 1 Kor 15:36-38, paulus mengatakan
perubahan yang akan terjadi, ketika ia mengatakan bahwa ketik kita menaburkan
benih kita tidak menaburkan tubuh yang akan datang.
c) Kebangkitan
ini terjadi atas orang benar maupun orang durhaka.
D. Waktu
kebangkitan
BAB
IV
PENGHAKIMAN
TERAKHIR
A.
Doktrin tentang penghakiman
terakhir dalam sejarah.
Secara
keseluruhan para Bapa Gereja tidaklah berspekulasi mengenai natur dari
penghakiman tersebut, walaupun Tertullian tidak demikian. Mereka juga percaya
bahwa kebangkitan orang mati akan segera diikuti dengan pengahkiman terakhir,
dan semua ini akan mengakhiri sejarah umat manusia pengahakiman ini disebut
umum dalam arti semua makhluk yang dapat berpikir akan mengalaminya, dan
penghakiman ini akan mengungkapkan bersama Dia dalam penghakiman.
Dispensasionalis percaya sepenuh hati pada penghakiman dimasa datang, tetapi
mereka menyebutkan penghakiman dalam bentuk jamak.
Menurut mereka akan ada penghakiman ketika parousia,
penghakiman lain ketika Kristus menampakkan diri, dan penghakiman lain lagi
pada akhir jaman.
B. Natur
dari penghakiman terahkir
Dalam
beberapa kasus, hukuman serta pahala yang diberikan ini bersifat positif,
tetapi dibeberapa kasus lain muncul sebagai providensial alamiah sebagai akibat
dari kejahatan atau kebaikan yang dilakukan, Ul 9:5; Maz 9:16; 37:28; 59:13;
Ams 11:5; 14:11; hal ini. Orang jahat pada jaman Maleakhi berkata “Dimanakah
Allah yang Menghukum?” (Mat 2:17). Alkitab mengajarkan kepada kita untuk
menantikan penghakiman terakhir sebagai jawaban keputusan Allah bagi pertanyaan
seperti itu, sebagai jalan keluar bagi segala problem itu, serta penyingkiran
segala ketidak sempurnaan masa sekarang, Mat 25:31-46; Yoh 5:27-29; Kis 25:24;
Rm 2:5-11; Ibr 9:27; 10:27; 2 Ptr 3:7; Why20:11-15.
C. Pandangan-pandangan
yang keliru mengenai penghakiman terkhir.
à
Penghakiman
bersifat sementara. Menurut Schleirmacher dan banyak
sarjana dari jerman, pernyataan Alkitab mengenai penghakiman terakhir itu harus
dipahami secara simbolis yang menunjukkan kenyataan bahwa pada akhirnya Gereja
dan dunia akan dipisahkan.
à
Bersifat
Permanen. Pandangan mereka bahwa penghakiman ini adalah
“sesuatu yang bertindak sendiri” menjadikan Allah sebagai Allah yang tidak ada
gunanya yang sekedar memandang dan menyetujui pembagian pahalal dan hukuman.
Penghakiman Historis hanyalah bersifat sebagian dan seringkali menjadikan
manusia sebagai tiruan keadilan.
à
Bersifat
Tunggal. Orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka dan ini
menemukan derajat hukuman yang akan mereka terima. Penghakiman ini akan terjadi
seribu tahum lebih sesudah penghakiman yang kedua itu.
D. Sang
Hakim dan para pembantu-Nya.
E. Kelompok-kelompok
yang akan dihakimi
F. Waktu
Penghakiman
G. Standar
penghakiman.
H. Bagian-bagian
yang berbeda
BAB V
KEADAAN AKHIR
A. Keadaan
terakhir bagi orang Durhaka.
Penghakiman
bersifat menentukan kita kepada keadaan terakhir yang muncul dihadapan kursi
pengadilan.
·
Tempat penyiksaan bag orang durhaka
Para
pengaut anihilasionis yang dapat dilihat dalama Adventisme dan Millenial tidak
setuju bahwa orang durhaka akan tetap ada, mereka menganggap bahwa hukuman
kekal tida ada gunanya. Dalam teologi Liberal modern “Neraka” secara umum sebagai istilah kiasan
bagi sesuatu keadaan yang sepenuhnya
subyektif, masih ada dalam dunia ini,
dan akan menjadi permanenn dimasaa akan datang. Dalam kaitan dengan
subyek “neraka”, Alkitab memakai istilah yang menunjukkan tempat. Alkitab menyebutkan tempat kesengsaraan, gehenia, berasal dari bahasa Ibrani ge (tanah atau lembah) dan hinnom atau beney hinnom, yaitu
Hinnom atau anak –anak Hinnom. Alkitb
juga membicarakan”perapian yang menyala-nyala “, Mat 13:42 dan “lautan apai”,
Why 20:14,15, yang membentuk sebuah kontraksan dengan istilah “Lautan
kacaseperti kristal”, Why 4:6. Alkitab
mengajarkan dan amembicarakan tentang orang-orang yang diusir dari surga
sebagai mereka yang “diluar” dan “dibuang kedalam neraka.
·
Keadaan dimana mereka akan melanjutkan
eksistensi mereka
Secara
pasti dapat berkata bahwa hukuman ini akan berupa : (a) tidak adanya kehadiran
Allah sama sekali, (b) kesengsaraan dlam
hidup tidak ada akhirnya sebagai akibat dari penguasaan dosa secara total, (c)
kesakitan dan penderitaan yang dialami
tubuh maupun jiwa (d) hukuman lain
seperti penderitaan hati, nurani, kesedihan, kesengsaraan, tangisan, kertakan
gigi, Mat 8:12; 13:50; Mrk
9:43,44,47,48; Luk 16:23,28; Why 4:10; 21:8. Akan ada hukuma yanng positif bagi
tubuh kita.
·
Lamanya Hukuman
Ada
alasan-alasan yang positif bagi kita untuk berpendapat bahwa istilah itu tidak
mempunyai pengertian yang terbatas dalam ayat-ayat kita bicarakan diatas : (a)
Dalam Mat 25:46, kata sama untuk menunjukkan lama waktu bagi kebahagiaan kekal
orang benar da kesengsaraan kekal orang durhaka. (b) Api “neraka” disebut
sebagai “api yang tak terpadamkan”, Mrk
9:43 dan berkenan kepada orang durhaka dikatakan bahwa “ulat-ulat bangkai tidak
mati”, Mrk 9:48.
B. Keadaan
akhir orang benar.
·
Ciptaan Baru
Hanya
setiap ciptaan baru dijadikan maka Yerusalem akan turun disurga, dari Allah,
dan hadirat Allah tinggal diantara manusia, serta orang benar memasuki
kebahagiaan kekal mereka.
·
Tempat kediaman kekal orang benar
Alkitab
mengatakan bahwa surga adalah sebuah tempat. Surga disebut sebagai tempat
kediaman Bapa yang mempunyai banyak tempat tinggal, Yoh 14:1. Juga orang
percaya ada didalam sedangkan orang tidak percaya diluar surga, Mat 22;12,13 25:10-12.
·
Natur dari pahala mereka
Kepenuhan
hidup ini dinikmati dalam persekutuan dengan Allah, yang sesungguhnya merupakan
esensi dari kehidupan, Why 21:3. Mereka akan melihat Allah didalam Tuhan Yesus,
muka dengan muka, merasakan kepuasan penuh bersama Dia, memuliakan dan memuji
Dia. Juga akan ada suatau sukacita yang berkenaan dengan tubuh. Akan daa satu
lingkungan sosial yag sangatamulia. Alkitab juga mengatakan akan adanya derajat
sukacita surgawi ini, Dan 12:3; 2 Kor 9:6. Perbuatan baik kita akan menjadi
ukuran bagi pahala yang diberikan, walaupun seungguhnya hal ini buka jasa kita.
Bagaimana pun juga suacita setiap orang akan menjadi lengkap dan sempurna.